Mbah Dullah adalah seorang yang dikenal sangat saleh dan mustahil berbicara bohong. Suatu hari bercerita dengan beberapa orang dekatnya bahwa beliau barusan mendapat salam dari seseorang asal Jombang, Jawa Timur, sebut saja dengan panggilan Mashudi.
Kisahnya diawali ketika ada warga asal Cirebon, Jawa Barat yang sedang menunaikan ibadah haji, saat di tanah suci dia berkenalan dengan sesama jamaah haji asal Jombang. Di arab, keduanya saling menukar alamat dan berjanji untuk saling silaturahmi setelah sampai di tanah air nanti.
Setelah selesai menunaikan ibadah haji dan sudah sampai di Indonesia, Pak Haji asal cirebon itu ternyata yang punya kesempatan lebih dulu mengunjungi Mashudi. Dengan mengendarai mobil pribadi, berangkatlah ia ke Jombang. Namun sesampai alamat yang di tuju, muncul keraguan karena rumah Mashudi tampak kelewat sederhana.
Karena penasaran, Pak Haji Cirebon itu bertanya kepada para tetangga dan memperoleh jawaban bahwa Mashudi itu belum pernah berhaji. Bahkan ketika bertemu ketua RT, dia pun mendapatkan jawaban yang sama, yaitu, Mashudi belum menunaikan ibadah haji, bahkan ia juga tidak pernah bepergian jauh, selain itu ekonominya tergolong sangat miskin, sehingga mustahil rasanya jika ia menunaikan ibadah haji.
Semula Pak haji Cirebon itu beranggapan Mashudi menunaikan ibadah haji menggunakan identitas orang lain. Namun karena dia sudah jauh-jauh datang dari Cirebon, dia pun bertekad untuk tetap menemui Mashudi.
Dengan diantar ketua RT dan tetangga yang lain, Pak haji Cirebon itu akhirnya bertemu dengan orang yang dicarinya. Didalam rumah reot itu keduanya saling berpelukan. Melihat adegan itu, giliran ketua RT dan para tetangga merasa heran. Mereka tidak menyangka Mashudi yang dimatanya tidak pernah bepergian dan secara ekonomi juga tergolong miskin dan tidak pernah berkopiah putih, ternyata sudah pernah naik haji.
Bisik-bisik pun kemudian berkembang. Para tetangga meyakini Mashudi adalah seorang wali atau setidaknya orang yang memiliki ketinggian ilmu spiritual sehingga seperti dalam kisah para sufi.
Menurut Mbah Dullah, Pak haji Cirebon itu akan pulang kerumahnya, Mashudi menitipkan salam untuk disampaikan kepada tiga orang yaitu Mbah Dullah, Mbah Liem Klaten, dan seorang Rohaniawan paruh baya yang dikenal pandai bermain musik dan dekat dengan berbagai kalangan mulai dari wong ndeso hingga presiden.
Benarkah ketiga guru yang dikirimi salam Mashudi itu termasuk wali ? Wallahu'alam. Pengertian wali adalah orang yang ditinggikan dan dipilih sebagai "kekasih-Nya". Wali itu sangat rahasia dan dirahasiakan. Kaidah la ya'riful waliy ilal waliyyi, itu bisa diartikan bahwa yang mengetahui wali adalah sesama wali. Namun demikian, ada yang mengartikan bahwa yang mengetahui seseorang itu sebagai wali, hanyalah Al-Waly yaitu Tuhan Yang Maha Tinggi. Dan bukan pengertian wali dalam wujud manusia.
Bahkan ada yang mengatakan, orang yang diangkat Tuhan sebagai wali-Nya itu banyak yang tidak menyadari atas pangkat spiritualnya itu, bahkan ketika dia mengetahui atau merasakan kewalian itu, maka derajadnya berhenti samapi taraf itu alias tidak naik pangkat lagi.
Sekian
Salam Ukhuwah..
^_^