Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah
salah satu sahabat Nabi ia lahir dari seorang ayah yang bernama Utsman bin Amir
bin Amr, dengan julukan Abu Quhafah. Ayahnya masuk islam saat pembukaan kota
Mekah. Sedangkan Ibunda Abu Bakar adalah
Salma Binti Shakhr bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta’im, beliau mendapat
julukan Ummul Khair. Para ulama sepakat bahwa Abu
Bakar dilahirkan setelah tahun gajah, namun mereka berbeda pendapat
mengenai kapan tepatnya setelah tahun Gajah tersebut. Ada yang mengatakan tiga
tahun setelah itu, sebagian mengatakan dua tahun lebih enam bulan dan sebagian
lagi mengatakan dua tahun lebih beberapa bulan tapi tidak memastikan berapa
bulan.
Ciri-ciri fisik Abu Bakar adalah
berkulit putih dan berperawakan kurus (menurut Qais bin Abi Hazim), sedangkan
menurut para ahli sejarah Abu Bakar berkulit
putih agak kecoklatan, postur tubuhnya bagus, kurus dan kedua pipinya tirus,
sedikit bungkuk punggungnya, wajahnya kurus, kedua matanya cekung, hidungnya
mancung, kedua betisnya kecil dan pahanya keras, dahinya menonjol, ruas
jemarinya datar dan ia biasa mewarnai jenggot atau ubannya menggunakan inai dan
daun indigo.
Nama Abu
Bakar yang sebenarnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amr bin Ka’ab bin
Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib Al-Qurasyiy At-Taimiy,
ia mendapat julukan abu Bakar yang berasal
dari kata al-bikrul yang berarti unta
muda. Bentuk plural nya adalah Bakharah dan Abkur. Orang-orang Arab menamai Abu Bakar karena ia adalah seorang ayah dari suatu
kabilah yang besar.
Gelar-Gelar Abu Bakar As-Shiddiq
Al-Atiq : Dalam riwayat Aisyah, ia menuturkan “Abu Bakar pernah menemui Rasulullah SAW, lalu
beliau berkata “Bergembiralah, karena engkau adalah orang yang dibebaskan Allah
dari api neraka.””. sedangkan menurut para ahli sejarah adalah : Karena
ketampanan wajahnya, ada yang mengatakan karena beliau orang pertama yang
merengkuh kebaikan, ada yang mengatakan karena wajahnya yang mulia, ada yang
mengatakan ibunda Abu Bakar setiap
mendapatkan kelahiran, anaknya selalu meninggal, ketika melahirkan Abu Bakar ia membawanya ke Ka’bah, dan berkata “Ya
Allah ini adalah bayi yang engkau bebaskan dari kematian, maka anugerahkan dia
untukku.
Ash-Shiddiq : Gelar ini diberikan Rasulullah SAW kepada Abu Bakar karena ia sangat percaya terhadap berita
dari Nabi SAW, senantiasa jujur dan tidak pernah muncul darinya suatu kepalsuan.
Abu Bakar mempercayai bahwa Rasulullah di
Isra’ kan ke Masjidil Aqsha dan di Mi’rajkan ke Baitul Maqdis pada malam hari
dan sebelum datang waktu subuh iya telah kembali.
Ash-Shahib : (QS : At-Tawbah : 40) “ Jika kalian tidak
menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah), sedangkan
dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia
berkata kepada temannya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada temannya,
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya dan
Al-Qur’an menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah sedangkan kalimat
Allah itulah yang tinggi. Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” Para ulama
sepakat “teman” yang dimaksud dalam ayat ini adalah Abu
Bakar, hadits-hadits yang menunjukkan bahwa saat itu beliau bersama Abu Bakar didalam gua sangat banyak dan populer
dan tidak ada yang menyertai beliau dalam kondisi istimewa tersebut selain dia.
Al-Awwah : Gelar yang menunjukkan rasa takut oleh
kelemahan diri di hadapan Allah, hati yang bergetar, dan takut yang timbul
karena kebesaran-Nya.
Istri dan anak Abu Bakar
Abu Bakar menikahi 4 orang wanita dan melahirkan tiga orang anak
laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Istri-istrinya
adalah :
Qatilah binti Abdul Uzza bin As’ad bin Jabir bin Malik.
Ada perbedaan pendapat apakah dia masuk islam atau tidak. Dia adalah Ibu dari
Abdullah dan Asma’. Abu Bakar telah
menceraikannya pada masa Jahiliah.
Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir. Berasal dari Bani
Kinanah bin Khuzaimah. Dia ditinggal mati oleh suaminya, Al-Harits bin
Sakhbarah di Mekkah dan setelah itu dinikahi oleh Abu
Bakar. Ia masuk Islam lebih awal, berbaiat serta hijrah ke Madinah. Dia
melahirkan Abdurrahman dan Aisyah dan meninggal dunia pada masa Nabi SAW di
Madinah pada tahun keenam Hijrah.
Asma’ bin Umais bin Ma’bad bin Al-Harits. Dikenal denagan
nama Ummu Abdullah, ia melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Muhammad.
Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair. Ia adalah
wanita Anshar dari Bani Khazraj, ia melahirkan seorang anak yang bernama Ummu
Kultsum saat Abu Bakar telah meninggal.
Anak-anak Abu Bakar
adalah :
Abdurrahman bin Abu Bakar
: Dia adalah putra Abu Bakar tertua, masuk
Islam pada perjanjian Hudaibiyah dan baik keislamannya.
Abdullah bin Abu Bakar
: Dialah yang memiliki peran besar dalam hijrah Rasulullah SAW. Pada siang hari
dia berada ditengah-tengah penduduk Mekkah untuk mendengarkan berita dari
mereka, sedangkan malam harinya dia menyelinap menuju gua untuk menyampaikan
berita tersebut kepada Nabi SAW dan ayahnya.
Muhammad bin Abu Bakar
: Ibunya adalah Asma’ binti Umais, dia dilahirkan pada tahun Haji Wadda’. Dia
seorang pemuda Quraisy dan hidup dibawah asuhan Ali bin Abi Thalib. Pada masa
akhir hidupnya ia memerintah Mesir dan
gugur disana.
Asma’ binti Abu Bakar
: Dialah yang mendapatkan julukan Dzu Nithaqain (Pemilik dua Ikat Pinggang).
Rasulullah memberinya julukan itu karena dia menyiapkan makanan untuk Rasulullah
SAW hijrah tetapi dia tidak mendapati pegikatnya, lalu dibelahnya ikat
pinggangnya untuk mengikatnya.
Aisyah, Ummul Mukminin : dialah Ash-Shiddiqah binti
Ash-Shiddiq (wanita yang benar putri laki-laki yang benar). Ia dinikahi oleh
Rasulullah SAW saat berusia 6 tahun dan baru digauli saat berusia 9 tahun.
Ummu Kultsum binti Abu Bakar.
Ibunya bernama Habibah binti Kharijah.
Abu Bakar terkenal ulung
dalam beberapa hal, yaitu :
1.
Ilmu Silsilah : Abu Bakar
merupakan salah seorang dari ahli ilmu silsilah atau geneologi serta
cerita-cerita bangsa Arab.
2.
Perniagaan : Pada masa Jahiliah, Abu
Bakar adalah seorang pedagang, ia berdagang dari kota Bashrah ke negeri
Syam.
3.
Menjadi subjek keintiman dan kecenderungan hati kaumnya.
4.
Tidak pernah meminum khamer pada masa jahiliah.
5.
Tidak pernah sujud kepada berhala.
Pada
Jumadil Akhir 13 Hijriah, Khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiq menderita sakit, semakin hari penyakit yang didertanya
semakin bertambah parah, oleh karena itu ia meminta khalifah pengganti dirinya,
dan terpilihlah Umar bin-Al-khaththab.
Abu Bakar AS
meninggal dunia dalam usia 63 tahun. Jasadnya dimandikan oleh sang istri yang
bernama Asma’ binti Amis, sebagaimana yang telah diwasiatkan sebelum ia
meninggal. Ia dimakamkan disamping makam Rasulullah SAW dimana kepalanya
sejajar dengan kedua bahu Rasulullah. Ia di shalatkan langsung oleh Khalifah
Umar bin Khaththab dan yang menyambut jasadnya di liang kubur adalah Umar,
Utsman dan Thalhah serta Abdurrahman, putranya.
Sekian, sekilas tentang Abu
Bakar Ash-Shiddiq.
J
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.