Karya : Dzikry el-Hans
Zaid bin Haritsah adalah anak angkat Rasulullah. Pada perang Mu'tah, Zaid menjadi panglima perangnya, dan pada perang itu pula Zaid gugur sebagai Syuhada.
Sebelum Islam datang, kehidupan bangsa Arab sangat keras dan kejam. Perbudakan merajalela. Perampokan sering dilakukan orang-orang Badui di desa-desa yang sepi.
Suatu hari, serombongan kafilah berangkat ke Syam. Dalam rombongan itu ada seorang perempuan bernama Su'da yang serta. Dia menggendong putranya yang masih kecil bernama Zaid, ia akan mengunjungi keluarganya di Bani Ma'an dan suaminya Haritsah tidak itu karena ada pekerjaan didesanya.
Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya tibalah di Bani Ma'an dan disambut dengan pelukan hangat oleh keluarga di Ma'an. Su'da jarang datang kesana karena letaknya yang jauh. Masyarakat Bani Ma'an sangat baik dan ramah, namun suatu hari datanglah sekelompok perampok Arab Badui ke desa itu, yang memporak-porandakan semua isi desa semua orang berlarian untuk menyelamatkan diri dan anak-anak menjadi ketakutan, selain mengambil harta benda mereka juga menangkap orang-orang untuk dijual sebagai budak dan Zaid ikut diambil oleh perampok itu.
Setelah siuman dari kejadian perampokan tersebut, Su'da segera pulang ke kampung halamannya untuk memberitahukan kepada Haritsah bahwa Zaid hilang. Sesampainya di kampung halaman Su'da langsung menceritan kejadian tersebut kepada suaminya, yang merasa bersalah karena tidak mengantar istri dan anaknya.
Pasar Ukaz dikota Mekkah, banyak sekali pedagang, ada yang menjual makanan, barang kerajinan dan budak. Zaid bin Haritsah pun terjual disini sehaga 400 dirham oleh Hakim yang hendak mempekerjakan anak itu dirumahnya.
Setelah beberapa lama bekerja dirumah Hakim bin Hizam, Zaid akan diserahkan pula kepada bibinya yaitu Khadijah bin Khuwailid. Mereka disambut dengan ramah oleh Khadijah. Beberapa waktu berlalu, setelah lama menjada, Khadijah akhirnya menemukan pasangan hidupnya yaitu, Muhammad bin Abdullah yang selanjutnya Zaid akan menjadi pelayan suaminya.
Setelah sekian lama bekerja pada Muhammad, Zaid akhirnya di merdekakan dari budak, ia akan diasuh sebagai anak oleh Muhammad.
Musim Haji pun tiba, penduduk Jazirah Arab dari berbagai penjuru termasuk dari desa Kalb, desanya Haritsah, Zaid berkata dia tidak ingin kembali kepada orang tua kandungnya, karena ia tinggal bersama orang tua angkatnya yaitu Muhammad.
Selanjutnya Haritsah datang kerumah Muhammad untuk menjemput Zaid, Zaid pun ditanya mau memilih ikut siapa, Zaid memilih ikut Muhammad, Zaid digandeng ke halaman kakbah yang luas dan diperkenalkan sebagai anak Muhammad, sejak saat itulah namanya dikenal menjadi Zaid bin Muhammad.
Menjelang usia 40 tahun Muhammad sering menyendiri di Gua Hira, dia merenung memikirkan nasib bangsa arab. Pada suatu malam dibulan Ramadhan Jibril datang kepadanya di Gua Hira dengan membawa wahyu pertama :
"Bacalah dengan nama Tuhanmu, yang telah menciptakan!
Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu-lah yang Maha Pemurah, yang telah mengajari manusia dengan qalam (pena). Mengajari manusia tentang apa-apa yang tidak diketahuinya." (Q.S. Al-'A'laq [96] : 1-5)