Halaqoh 28 Maret 2014 ini kami membahas tentang amalan
amalan ketika haid. Pembahasannya dirangkum oleh Mita Silvia, Thank You Mitaaa…
J
Pada kondisi haid, muslimah diharamkan melaksanakan
beberapa ibadah utama yang biasanya dijadikan andalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Seperti Shalat, Puasa, Thawaf, I’tiqaf, Menyentuh Al-Qur’an
dan melaksanakan hubungan badan bagi yang telah bersuami. Dalam kondisi
tersebut emosi terasa lebih labil dari biasanya dan tak jarang dijadikan alasan
untuk sengaja bermalas-malasan dan tidak menjalankan amalan ibadah lainnya. Yang
sebenarnya masih bisa dilaksanakan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Berikut amalan-amalan yang boleh dilakukan ketika
sedang haid :
Berdo’a (Berdo’alah untuk tujuan apasaja)
Memperbanyak istighfar dan bertaubat
Memperbanyak zikir kepada Allah
Bersalawat kepada Nabi
Qiamullail, menghidupkan malam dengan : Bermunajat,
Bertafakur, Berzikir, Bertahlil, Bertahmid, Bertasbih, dsb.
Memuhasabah
Membaca zikir Asmaul Husna
Membaca buku, risalah Agama
Mengulangi surah surah yang biasa diamalkan
Mengkaji dan memahami terjemahan Al-Qur’an
“Tolabul Ilmi” (Menambah Ilmu Pengetahuan)
Membaca Al-Ma’surat (niatkan untuk berzikir)
Mendengarkan ceramah melalui TV, DVD, Youtube, dsb.
Mendengar bacaan Al-Qur’an dari Qori dan Qoriah yang
baik
Menghadiri / mendengar majelis majelis ilmu
Membasuh pakaian beribadah seperti mukena dan sajadah
Membantu mencuci peralatan shalat di surau dan masjid
Bersabar dan menjaga tutur kata serta kebersihan diri
Membantu suami / keluarga
Melaksanakan urusan rumah dan keluarga
Menyediakan makanan untuk orang bersahur
Memberi makan orang yang berpuasa
Melakukan kerja-kerja rumah
Berbakti kepada orang tua
Perbanyak infak dan sedekah
Melakukan perbincangan ilmiah
Menajalankan kerja-kerja dakwah
Belajar dan bekerja dengan sabar dan tekun
Menjalin dan mempererat tali silaturahmi
Melafazkan ucapan takbir ketika hari raya
Menghadiri shalat hari raya (Idul Fitri & Idul
Adha)
Mengerjakan segala ibadah haji dan umroh kecuali tawaf
dan shalat.
Ketika membaca dan menghafal surah surah, berdo’a, istighfar dan zikir
yang diambil dari Al-Qur’an hendaklah dibaca dengan niat untuk berdo’a,
berzikir dan beristiqfar bukan dengan niat membaca Al-Qur’an.
Jadi dengan kata lain dalam kondisi haid pun para muslimah masih tetap
bisa menjaga kondisi keimanannya dengan sebaik mungkin dapat meningkatkan
kualitas amalan ibadah menjadi lebih baik lagi. Mengenyahkan segala bisikan
syaitan, hawa nafsu, rasa malas dan keenggan-engganan untuk tetap menjaga
kondisi jiwa dan raga agar tetap pada koridornya. Intinya sederhana, pandang
menstruasi (haid) sebagai salah satu fasilitas yang Allah berikan untuk
bersyukur dan untuk mengukur seberapa dalam cinta kita kepada-Nya dan disinilah
kita dapat melihat seberapa besar kekuatan seorang muslimah untuk menjaga emosi
dan perasaannya, menjaganya dari amarah dan ketidak stabilan emosi.
Masa menstruasi memang masa yang sangat rentan namun disanalah diukur
kekuatan seorang muslimah untuk tetap berpegang teguh pada agama Allah, tinggal
bagaimana dengan kitanya sendiri, mau atau tidak melakukannya.
Sekiaaannn… J
No comments:
Post a Comment
Thank's for your comments...:)