Sunday, March 30, 2014

Amalan – Amalan ketika Haid

Halaqoh 28 Maret 2014 ini kami membahas tentang amalan amalan ketika haid. Pembahasannya dirangkum oleh Mita Silvia, Thank You Mitaaa… J

Pada kondisi haid, muslimah diharamkan melaksanakan beberapa ibadah utama yang biasanya dijadikan andalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seperti Shalat, Puasa, Thawaf, I’tiqaf, Menyentuh Al-Qur’an dan melaksanakan hubungan badan bagi yang telah bersuami. Dalam kondisi tersebut emosi terasa lebih labil dari biasanya dan tak jarang dijadikan alasan untuk sengaja bermalas-malasan dan tidak menjalankan amalan ibadah lainnya. Yang sebenarnya masih bisa dilaksanakan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berikut amalan-amalan yang boleh dilakukan ketika sedang haid :
*      Berdo’a (Berdo’alah untuk tujuan apasaja)
*      Memperbanyak istighfar dan bertaubat
*      Memperbanyak zikir kepada Allah
*      Bersalawat kepada Nabi
*      Qiamullail, menghidupkan malam dengan : Bermunajat, Bertafakur, Berzikir, Bertahlil, Bertahmid, Bertasbih, dsb.
*      Memuhasabah
*      Membaca zikir Asmaul Husna
*      Membaca buku, risalah Agama
*      Mengulangi surah surah yang biasa diamalkan
*      Mengkaji dan memahami terjemahan Al-Qur’an
*      “Tolabul Ilmi” (Menambah Ilmu Pengetahuan)
*      Membaca Al-Ma’surat (niatkan untuk berzikir)
*      Mendengarkan ceramah melalui TV, DVD, Youtube, dsb.
*      Mendengar bacaan Al-Qur’an dari Qori dan Qoriah yang baik
*      Menghadiri / mendengar majelis majelis ilmu
*      Membasuh pakaian beribadah seperti mukena dan sajadah
*      Membantu mencuci peralatan shalat di surau dan masjid
*      Bersabar dan menjaga tutur kata serta kebersihan diri
*      Membantu suami / keluarga
*      Melaksanakan urusan rumah dan keluarga
*      Menyediakan makanan untuk orang bersahur
*      Memberi makan orang yang berpuasa
*      Melakukan kerja-kerja rumah
*      Berbakti kepada orang tua
*      Perbanyak infak dan sedekah
*      Melakukan perbincangan ilmiah
*      Menajalankan kerja-kerja dakwah
*      Belajar dan bekerja dengan sabar dan tekun
*      Menjalin dan mempererat tali silaturahmi
*      Melafazkan ucapan takbir ketika hari raya
*      Menghadiri shalat hari raya (Idul Fitri & Idul Adha)
*      Mengerjakan segala ibadah haji dan umroh kecuali tawaf dan shalat.

Ketika membaca dan menghafal surah surah, berdo’a, istighfar dan zikir yang diambil dari Al-Qur’an hendaklah dibaca dengan niat untuk berdo’a, berzikir dan beristiqfar bukan dengan niat membaca Al-Qur’an.
Jadi dengan kata lain dalam kondisi haid pun para muslimah masih tetap bisa menjaga kondisi keimanannya dengan sebaik mungkin dapat meningkatkan kualitas amalan ibadah menjadi lebih baik lagi. Mengenyahkan segala bisikan syaitan, hawa nafsu, rasa malas dan keenggan-engganan untuk tetap menjaga kondisi jiwa dan raga agar tetap pada koridornya. Intinya sederhana, pandang menstruasi (haid) sebagai salah satu fasilitas yang Allah berikan untuk bersyukur dan untuk mengukur seberapa dalam cinta kita kepada-Nya dan disinilah kita dapat melihat seberapa besar kekuatan seorang muslimah untuk menjaga emosi dan perasaannya, menjaganya dari amarah dan ketidak stabilan emosi.
Masa menstruasi memang masa yang sangat rentan namun disanalah diukur kekuatan seorang muslimah untuk tetap berpegang teguh pada agama Allah, tinggal bagaimana dengan kitanya sendiri, mau atau tidak melakukannya.

Sekiaaannn… J

Wednesday, March 12, 2014

Fatimah Az-Zahra

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Fatimah Az-Zahra

Fatimah Az-Zahra adalah putri bungsu Nabi besar kita Muhammad SAW bersama Khadijah. Fatimah lahir di Ummul Qura (Makkah) pada hari Jum'at, 20 Jumadi al-Tsani (Jumadil akhir) dan saudara-saudaranya bernama Zainab, Ruqayyah dan Ummi Kalsum. Fatimah az-Zahra memiliki banyak gelaran diantaranya Az-Zahra, Ash-Shadiqah, Al-Batul dan Ummu Abiha. Tetapi gelar yang paling dikenal adalah Az-Zahra yang mana gelar ini diberikan oleh ayahandanya sendiri Rasulullah SAW yang artinya (wajah yang berseri-seri) kerana Fatimah memiliki kulit yang putih. “Mengapa diberi nama Fatimah ?” Baginda menjawab. “Kerana jika dia berdiri di mihrobnya dia akan memancarkan cahaya bagi penghuni langit sebagaimana bintang menyinari penghuni bumi”.

Sesungguhnya Allah SWT menghendaki kelahiran Fatimah yang mendekati tahun ke 5 sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, bertepatan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui.

Diantara anak wanita Rasullullah SAW, Fatimah RA merupakan wanita paling utama kedudukannya. Kemuliaannya itu diperoleh sejak menjelang kelahirannya, yang didampingi wanita-wanita suci yaitu Maryam ibunda Isa, Asiah Putri Muzahim dan Ummu Kultsum saudara perempuan Musa yg telah diperintahkan oleh ALLAH untuk mengajarkan ilmu perawatan kebidanan sampai kelahiran Fatimah.

Rasulullah sangat menyayangi Fatimah, setelah Rasulullah bepergian ia terlebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri-istrinya. Aisyah berkata “Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya”.

Fatimah Az-Zahra adalah anak Rasulullah SAW yang memiliki perwatakan mirip dengan Rasulullah SAW. Saat berusia 5 tahun, ia ditinggal wafat oleh Ibunya (Khadijah). Fatimah tidak secara langsung menggantikan tempat ibunya dalam melayani, membantu dan membela Rasulullah SAW, sehingga beliau mendapat gelar Ummu Abiha (ibu dari ayahnya) dalam usia yang masih anak-anak beliau juga telah dihadapkan kepada berbagai macam cobaan, karena pada saat itu terjadi peristiwa besar terhadap ayahnya yaitu turunnya wahyu dan tugas berat yang diemban ayahnya. Beliau menyaksikan perlakuan keji kaum kafir Quraish kepada ayahnya, sehingga sering kali pipi beliau basah oleh linangan air mata karena melihat penderitaan yang dialami ayahnya. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Fatimah dan kakaknya Ummu Kulsum tetap tinggal di Makkah sampai Nabi mengutus orang untuk menjemputnya.

Setelah Rasulullah SAW menjalankan haji Wada’ dan ketika melihat Fatimah, beliau menemuinya dengan ramah, selamat datang wahai putriku. Lalu Beliau menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikkan sesuatu, sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, saat Fatimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.

Aisyah pun bertanya tentang apa yang dibisikan oleh Rasulullah lalu Fatimah menjawab, ”Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum. Lalu Fatimah menjawab, “Adapun yang Beliau katakan kepada saya pertama kali adalah beliau memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hafalan kepada beliau setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu Beliau berkata, “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”. Maka akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikan yang kedua kali, Beliau berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tertawa.

Fatimah menikah di usia hampir 18 tahun, ada beberapa sahabat yang ingin meminangnya diantaranya Abu Bakar dan Umar tetapi Nabi menolaknya dengan lemah lembut. Lalu Ali bin Abi Thalib datang kepada Rasulullah untuk melamar, lalu ketika Nabi bertanya, “Apakah engkau mempunyai sesuatu ?” Tidak ada ya Rasulullah,” jawabku. “Dimana pakaian perangmu yang hitam, yang saya berikan kepadamu,” Tanya beliau.“ Masih ada padaku wahai Rasulullah,” jawabku. “Berikan itu kepadanya (Fatimah) sebagai mahar”, kata beliau. Lalu Ali bergegas pulang dan membawa baju besinya, lalu Nabi menyuruh menjualnya dan baju besi itu dijual kepada Utsman bin Affan seharga 470 dirham, kemudian diberikan kepada Rasulullah dan diserahkan kepada Bilal untuk membeli perlengkapan pengantin. Kaum muslim merasa gembira atas perkawinan Fatimah dan Ali bin Abi Thalib yaitu pada hari Jum’at, 1 Dzulhijjah 2 Hijriah. Setahun menikah mereka dikaruniai anak pertama yang bernama Al-Hasan dan saat Hasan genap berusia 1 tahun lahirlah Husein pada bulan Sya’ban 4 Hijriah. Pada 5 Hijriah Fatimah melahirkan anak perempuan bernama Zainab dan yang terakhir bernama Ummu Kultsum. Mereka semua terkenal sebagai orang sholeh, sholehah baik dan pemurah hati.

Suatu hari Ali ingin meminang putri Abu Jahal, ketika Fatimah bercerita kepada Rasulullah SAW, beliau marah besar. Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya diatas mimbar “Sungguh Fatimah bagian dariku, Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti. “Demi Allah tidak akan berkumpul putri utusan Allah dengan putri musuh Allah pada seorang laki-laki dan berkumpul dalam satu tempat, tidak akan kuizinkan, kecuali Ali menceraikan putriku dan menikahi putri mereka, maka Ali menggagalkan pinangannya kepada putri Abu Jahal. Fatimah termasuk wanita-wanita yang zuhud dia menyadari bahwa ridha Allah dan RasulNya jauh lebih bernilai dari pada perhiasan dunia, semboyannya adalah (dalam firman Allah) “Katakanlah, perhiasan dunia itu sedikit dan akhirat lebih baik bagi orang bertakwa (An-Nisa : 77) dan juga firman Allah "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat berusaha bersungguh-sungguh kearah itu dan dia orang mukmin, maka mereka itu orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik (Al-Isra : 19)

Setelah kepergian baginda Rasulullah, Fatimah sangat sedih dan berduka cita, hatinya menangis dan menjerit sepanjang waktu. Namun kesedihan beliau bukan semata-mata karena kehilangan Rasulullah SAW, beliau juga melihat kelakuan umat sesudahnya yang banyak menyimpang dari ajaran ayahnya, yang akan membawa kesengsaraan bagi kehidupan mereka. Fatimah wafat berselang 6 bulan sejak wafatnya Rasullallah SAW, Fatimah jatuh sakit, namun ia merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Fatimah wafat pada malam Selasa tanggal 3 Ramadhan (14 Jumadil Ula) 11 Hijriah pada usia 28 tahun. Umat Islam berbondong ke Masjid Nabawi, Shalat jama'ah yang dipimpin oleh Ali RA. Sesuai wasiat beliau, shalat jenazah gelombang kedua dipimpin oleh pamannya Abbas bin Abdul Muthalib RA, dikeheningan malam jenazah dibawa ke pemakaman Janat Ull baqih, Madinah. Sebelum meninggal beliau sempat meninggalkan 3 wasiat.
Pertama, supaya Saidina Ali RA menikah dengan Amamah Bin Al-Ash Bin Rabi’ yang merupakan anak saudaranya Zainab RA.
Kedua, membuat keranda untuknya yang berbentuk tempat tidur yang diikat dengan pelepah kurma yang menjadi pegangan dari tempat tidur (berbentuk seperti keranda), dan ia ditutupi dengan kain.
Ketiga, meminta suaminya menguburkannya di waktu malam di Baqih.
Allah ridho terhadap Fatimah RA dan menempatkannya di surga Firdaus. Kehebatan Fatimah Az-Zahra harus kita contoh melalui sifat-sifat keperibadiannya yang unggul dan hebat. Jika kaum muslimah (seorang anak, isteri dan ibu) dapat meniru dan meneladani sifat-sifat ini, dan dapat menjalani pada kehidupan sehari-hari maka akan mendapatkan kebahagiannya.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh Fatimah Az-Zahra adalah :
Y   Sederhana
Fatimah Az-Zahra memiliki budi pekerti yang mulia kerana beruntung sejak kecil lagi diasuh dan dididik dengan akhlak mulia oleh ibu bapaknya Rasulullah S.A.W. dan Khadija. Fatimah merupakan seorang yang sabar dan tabah menghadapi ujian hidup ini dapat dilihat semasa hidup yang dilalui yang mana mengamalkan konsep keserhanaan walaupun beliau puteri Rasulullah S.A.W. serta tidak tamak menggunakan harta Baitul Mal untuk kepentingan peribadi.

Y   Taat Agama & Suami

Fatimah Az-Zahra adalah seorang yang taat kepada agama dan suaminya. Beliau sentiasa membantu suaminya melakukan pekerjaan sehari-hari seperti menumbuk gandum, menguli tepung dan membakar roti serta tidak pernah ingkar suruhan suami, serta menyokong perjuangan dakwah suaminya Ali Bin Abi Thalib.

Y   Pemurah

Fatimah juga memiliki sifat pemurah dan bertanggungjawab serta mempunyai semangat jihad yang tinggi. Sifat pemurah Fatimah dapat dilihat dari peristiwa kedatangan Salman yang membawa seseorang yang baru memeluk agama Islam, seseorang tersebut tidak memiliki makanan lalu datang ke rumah Fatimah untuk meminta makanan. Ketika itu Fatimah juga tidak memiliki makanan apapun, lalu beliau memberikan tudungnya kepada Salman agar ditukar dengan jagung milik Shamoon seorang yahudi yang mana akhirnya memeluk Islam. Lalu Fatimah mengolah Jagung tersebut hingga menjadi makanan.

Y   Rela Berkorban

Selain itu juga, Fatimah banyak membantu Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Islam. Beliau juga sama-sama berkorban untuk mengembangkan agama Islam yang dibawa oleh ayahnya dan pengalaman yang dilaluinya mengajarkan beliau hidup lebih tabah dan sabar. Sifat beliau yang lebih mengutamakan keperluan orang lain berbanding dengan keperluan sendiri ini harus diteladani oleh kaum Muslimah saat ini.

Y   Ibu Mithali

Fatimah menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anak mereka yang mana tidak pernah membantah Fatimah. Hasil didikan sempurna melayakkan al-Hassan, al-Hussain dipilih menjadi Saiyidan Syabab Ahli Jannah, manakala Zainab pula mengadakan majlis Pengajian Khusus untuk wanita (Ahli sastera Islam).

Y   Perjuangan Islam

Fatimah dalam perjuangan Islam, antaranya menjadi pendorong dan motivasi kepada Rasulullah SAW ketika Rasulullah SAW menerima tekanan kaum Quraisy Mekah. Selain itu, muslimah hebat ini turut membantu menyediakan makanan untuk tentera Islam yang menggali parit dalam peperangan Khandak. Beliau menjadi seorang isteri yang solehah dengan memberi khidmat kepada suaminya Saidina Ali menyampaikan dakwah dan membuat persiapan untuk memasuki medan peperangan. Beliau juga tidak membantu bersama-sama dengan wanita Islam memberi rawatan kepada tentera Islam yang cedera dalam perang Uhud. Begitu hebat dan mulia pengorbanan yang diberikan oleh Fatimah dalam membantu perjuangan Islam sejak kecil sehingga kewafatannya.


Sekian sekilas tentang Fatimah Az-Zahra J
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh J

Friday, March 7, 2014

Sabar..

Halaqoh hari ini tausiahnya tentang sabar

Sabar berarti menahan (Al-Habsu) dan mencegah (Al-Man’u), dan lawan kata sabar
Sabar
adalah keluh kesah (Al-Jaz’u). sabar menurut bahasa adalah menahan atau mengekang, seperti yang disebutkan pada surat Al-Kahfi ayat 28 yang artinya “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru tuhan-Nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.

Konsep Sabar
Ketika kita melihat saudara kita sedang mendapat kesusahan sebaiknya kita menghiburnya, sehingga dia dapat bersabar dan merasa gembira. Dan siapa saja yang ketika mendapatkan musibah lalu mengucapkan Inna Lillahi Wainna Ilaihirajiun, ini menandakan bahwa ia adalah orang yang sabar, karena sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar (Innallaha Ma’as Shobirin).
Allah menguji kita agar kita senantiasa bersabar dari setiap ujian yang datang, dan datangnya pun tidak kita kehendaki baik itu dari orang-orang terdekat, sahabat, kematian, bencana alam dsb..

Balasan terhadap orang-orang yang sabar :
*        Surga
Dan Dia Memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera (QS. Al-Insan : 12)
*        Keselamatan
(sambil mengucapkan) “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra’d : 24)
*        Dihancurkan musuhnya dan diberikan kebaikan
Dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (QS. Al-A’raf) : 137)
*        Diberikan balasan dua kali
Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada taurat dan Al-Qur’an) disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan  dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepada mereka. (QS. Al-Qashash : 54)
*        Allah akan selalu menjaganya.
Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhan-Mu karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami dan bertasbishlah dengan memuji Tuhan-Mu ketika engkau bangun.

Tindakan yang biasa dilakukan ketika mendapatkan kejahatan :
*        Tidak membalas kejahatan
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. (QS. An-Nahl : 126)
*        Membalas kejahatan dengan kebaikan.
Dan tidaklah sama kebaikan itu dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS. Fushshilat : 34-35).
*        Tidak bersedih hati terhadap orang yang jahat dengan kita dan tidak bersempit dada menghadapi tipu daya mereka (Bersabarlah)
Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan. (QS. An-Nahl : 127).
*        Tidak gelisah terhadap orang yang membenci kita.
Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau. (QS. Ar-Rum : 60).
*        Tabah menghadapi segala ujian
Wahai anakku ! laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (QS. Luqman : 17).
*        Tidak lemah karena bencana, tidak lesu dan tidak mudah menyerah.
Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS. Ali ‘Imran : 146).
Be Patient

Sekian…
Bersabarlah, karena Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar..
J