Thursday, November 15, 2012

Raja Ampat

Raja Ampat adalah salah satu Kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Waisai. Kabupaten ini memiliki 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo merupakan pulau-pulau besar dan Kota Waisai terletak di Pulau Waigeo. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.
Berdasarkan sejarah, di Kepulauan Raja Ampat terdapat empat (4) kerajaan tradisional, yaitu :
  Kerajaan Waigeo dengan pusat kekuasaannya di Wewayai pulau Waigeo
  Kerajaan Salawati dengan pusat kekuasaan di Samate pulau Salawati Utara
  Kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan
  Kerajaan Misol dengan pusat kekuasaan di Lilinta, pulau Misol.

Raja Ampat
 Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan penunjang kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah angkutan laut. Demikian juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong. Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas 10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam. Bandara Dominik Eduard Osok terletak sangat dekat dari jantung Kota Sorong yang ramai. Untuk pergi ke Raja Ampat, Kota Sorong biasanya dijadikan sebagai kota transit untuk selanjutnya menuju Pelabuhan Rakyat, tempat berlabuhnya kapal feri yang menghubungkan pulau-pulau kecil di kepulauan Raja Ampat. Sedangkan perhubungan laut yang melayani pelayaran antar provinsi, dipusatkan di Pelabuhan Besar

Dengan menggunakan taxi bandara atau Airport Taxi yang berupa mobil minibus anda dapat melihat Pelabuhan Rakyat dalam hitungan 5 menit dari Bandara Udara. Kapal feri biasa seperti Ave Maria, memakan waktu pelayaran ke Waisai, Ibukota Raja Ampat, selama 5 jam. Sedangkan kapal feri cepat (Kapal Cepat Exclusive Class, seperti MV Marina Express) dengan tarif seharga Rp 120,000 per orang akan mengantarkan anda ke Waisai dalam waktu 3 jam.
Raja Ampat
Kota Sorong di Papua Barat boleh saja dikenal sebagai pintu masuk Kepulauan Raja Ampat. Padahal, Sorong punya sejarah dan daya tarik yang lebih dari sekadar kota transit.
Nama "Sorong" diberikan oleh Suku Biak Numfor yang berdiam di Kepulauan Raja Ampat. Kata itu sendiri artinya
"Laut yang Dalam dan Bergelombang", sebagai penanda lintas alam yang harus mereka lalui untuk tiba di dataran Papua.
Berada di bagian paruh dataran Papua yang berbentuk burung, Sorong punya hiruk pikuk kota pelabuhan. Walau begitu, bukan berarti masyarakat setempat hanya bergantung pada aspek bahari. Sorong juga diberkahi kekayaan minyak bumi. Bahkan, koloni Belanda sudah mencium aroma minyak ini saat mereka menjajah, sebelum Indonesia dinyatakan merdeka.

Sorong menjadi basis Nederlands Neauw Guinea Petroleum Matschcapeij (NNGPM) yang mulai beroperasi pada 1935. Walaupun produsen minyak ini telah ditutup, hingga sekarang Sorong masih didominasi industri yang sama. Selain itu ada pula ekspor kayu dan tentunya industri kelautan. Perairan Sorong punya Ikan Tuna dan Udang yang melimpah.
Sebagai kota pelabuhan yang punya kekayaan alam, Sorong jadi diminati banyak pendatang. Tak heran kota ini didiami banyak etnis termasuk keturunan Belanda dan Jepang. Pulau Kabra yang ada di pesisir pantainya ditempati perusahaan asal Jepang yang membudidayakan Mutiara, sementara Teripang dan hasil tangkapan laut lainnya diekspor ke Hong Kong, Taiwan, dan China.

Demikian sekilas tentang Raja Ambat, Semoga bermanfaat J

No comments:

Post a Comment

Thank's for your comments...:)